BAB VI
Percobaan
4
RANGKAIAN
ASTABIL MULTIVIBRATOR
1. Tujuan : Agar Bintara Siswa mampu memperatekan rangkaian
Astabil Multivibrator
2. Alat dan Bahan :
a. IC
Timer NE555
b. R2 10 Ω
c. Capasitor
100 µF
d. PCB
e. LED
f. Toolkit;
dan
g. Avometer
3. Dasar Teori :
a. Astabel
Multivibrator
Astabil Multivibrator dapat dikatakan juga
sebagai multivibrator bergerak bebas. MV bergerak bebas ini mengandung osilator
yang dikontrol oleh kristal dengan pengubah yang digunakan untuk menaikkan
gelombang persegi. MV ini sering disebut juga dengan detak/clock bila digunakan
dalam sistem digital. Clock memerlukan pulsa gelombang persegi dengan waktu
naik turun yang cepat. MV astabil menghasilkan aliran kontinu pulsa-pulsa
keluaran. oscillator free running
yang bergerak di dua level digital pada frekuensi tertentu dan duty cycle
tertentu. Multivibrator merupakan jenis osilator relaksasi yang sangat penting.
Rangkaian osilator ini menggunakan jaringan RC dan menghasilkan gelombang kotak
pada keluarannya. Astabel multivibrator biasa digunakan pada penerima TV untuk
mengontrol berkas elektron pada tabung gambar. Pada komputer rangkaian ini
digunakan untuk mengembangkan pulsa waktu. Sebuah multivibrator terdiri atas
dua penguat yang digandeng secara silang.Keluaran penguat yang satu dihubungkan
dengan masukan penguat yang lain. Karena masing-masing penguat membalik isyarat
masukan, efek dari gabungan ini adalah berupabalikan positif. Dengan adanya
(positif) balikan, osilator akan “regenerative” (selalu mendapatkan tambahan
energi).dan menghasilkan keluaran yang kontinyu.
Gambar. Square wave
b. IC
Timer NE555
IC
Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk berbagai Rangkaian
Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan multivibrator didalamnya.
Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer diantaranya seperti Waveform
Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter dan lain sebagainya. IC Timer
atau IC Pewaktu yang paling populer saat ini adalah IC 555 yang dikembangkan
oleh Hans R. Camenzind yang bekerja untuk Signetic Corporation pada tahun
1970-an. Pada dasarnya, IC Timer 555 merupakan IC Monolitik pewaktu yang
menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan Waktu Penundaan (Delay Time) dengan
keakuratan dan kestabilan tinggi. IC Timer 555 yang umum digunakan adalah IC Timer 555 yang
berbentuk DIP (Dual Inline Package) dengan 8 kaki terminalnya. Namun seiring
dengan perkembangannya, saat ini kita dapat menemui beberapa versi IC 555,
diantaranya seperti IC 556 yang menggabungkan 2 buah IC 555 dalam satu kemasan
(14 kaki), IC 558 yang menggabungkan 4 buah IC555 dalam satu kemasan (16 kaki)
serta IC555 yang mengkonsumsi daya rendah seperti 7555 dan TLC555. Harga sebuah
IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki cukup murah, yaitu sekitar Rp. 2.000 hingga
Rp. 5.000 tergantung merek dan tipenya. Nama IC 555 diambil dari 3 buah
resistor yang terdapat dalam kemasan IC dengan nilai masing-masingnya 5kΩ.
Susunan dan konfigurasi kaki
IC Timer NE555
Berikut ini adalah
susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
- Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber
tegangan DC.
- Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk
memicu Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level
tegangan pada kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc
(Lebih kecil dari 1/3Vcc).
- Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2
keadaan yaitu “Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”.
- Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output
IC akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh
karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya
diberikan sinyal “High”.
- Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan),
memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default,
tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
- Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output
menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6
atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar
dari 1/3Vcc).
- Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”,
Impedansi kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”,
Impedansi kaki 7 adalah “High”.
- Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan
Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor
akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7.
Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari
IC555.
- Kaki 8 (Vcc) :
Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).
c. Capasitor
Capasitor atau kondensator adalah sebuah komponen yg bisa sebagai penyimpan energi
didlm medan listrik, caranya ialah dengan memadukan ketidak-seimbangan intern
dr muatan listriknya. Dari arti tersebut bisa kita tarik sebuah kesimpulan
mengenai fungsi kondensator, secara umum yaitu menyimpan sejumlah energi ke dlm
medan listrik.Ada 3 jenis kondensator yang dibagi berdasarkan
kegunaannya, yaitu:
1. Kondensator Elektrolit (ELCO = Electrolite
Condenser)
2. Kondensator Variabel (nilai kapasitasnya bisa
diubah)
3. Kondensator Tetap (nilai kapasitasnya tak bisa diubah/ tetap)
3. Kondensator Tetap (nilai kapasitasnya tak bisa diubah/ tetap)
Simbol Kondensator pada
skema elektronika
1. Bila ia memiliki 2 kaki dan 2 kutub (positif dan negatip), serta mempunyai larutan elektrolit dan umumnya memiliki bentuk tabung. Lambang :
1. Bila ia memiliki 2 kaki dan 2 kutub (positif dan negatip), serta mempunyai larutan elektrolit dan umumnya memiliki bentuk tabung. Lambang :
2. Bila nilai
kapasitasnya rencah dari yang lain, kemudian memiliki kutub negatif ataupun positif dikakinya, serta
bentuknya bulat pipih seperti kancing baju/tablet dgn warna coklat; hijau;
merah; dll. Lambang:
d. PCB
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang
dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan menjadi Papan Rangkaian Cetak atau
Papan Sirkuit Cetak. Seperti namanya yaitu Papan Rangkaian Tercetak (Printed
Circuit Board), PCB adalah Papan yang digunakan untuk menghubungkan
komponen-komponen Elektronika dengan lapisan jalur konduktornya.
e. Avo
Meter (ampere voltase ohm)
Avo meter adalah sebuah alat ukur
multifungsi. Avometer berasal dari kata Avo dan Meter. “A” artinya ampere untuk
mengatur arus listrik. “v” artinya
Voltase untuk mengukur tegangan. “O” artinya Ohm untuk mengukur Ohm atau
hambatan. Meter yaitu satuan dari ukuran secara umum untuk mengukur arus,
tegangan searah (DC) dan hambatan listrik. Avo meter terdapat Avometer Analog
dan Avometer Digital.
f. LED
LED adalah komponen elektronik yang
dapat memancarkan cahaya ketika dilalui arus listrik pada kedua kutubnya. Arus
Listrik mengalir dari Kutub positif (anoda) menuju kutub negative (katoda).
g. Toolkit.
Tool kit elektronika atau
peralatan pendukung dalam praktik elektronika terdiri dari beberapa macam.
Untuk mendukung praktik elektronika di rumah dapat menggunakan toolkit standart
yang dapat dibeli di toko elektronika.
- Tool Kit Elektronika
Toolkit elektronika pada dasarnya dapat
dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu:
1. Tool kit elektronika untuk merakit komponen elektronika
2. Tool kit elektrnoika untuk mengukur besaran elektronika
1. Tool kit elektronika untuk merakit komponen elektronika
2. Tool kit elektrnoika untuk mengukur besaran elektronika
-Tool Kit Elektronika
Untuk Merakit Komponen Elektronika
Toolkit untuk merakit komponen
elektronika terdiri dari beberapa peralatan sebagai berikut :
Solder Listrik
Solder
merupakan toolkit elektronika yang
pokok dalam merakit komponen elektronika, fungsi solder adalah untuk mencairkan
timah sebagai perekat kaki komponen elektronika pada jalur PCB. Untuk memilih
solder sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, apabila kita sering merakit
komponen seperti IC komponen kecil yang sensitif terhadap temperature tinggi
sebaiknya memilih solder dengan daya 25 watt – 40 watt dan memilih ujung atau
mata solder dengan ujung yang kecil dan bagus dalam menghantarkan panas
sehingga proses menyolder dapat dilakukan dengan cepat.
Timah Solder
Timah solder merupakan bahan perekat
kaki komponen dengan jalur PCB. Timah solder yang ada dipasaran dapat kita
temui dengan berbagai macam ukuran diameter dan kualitas. Timah solder dengan
diameter kecil cocok untuk meyolder IC, sedangkan untukukuran yang lebih besar
dapat dipergunakan untukmenyolder kakikomponen yang besar pada permukaan jalur
PCB yang lebar.
Tang Potong
Tang potong merupakan toolkit yang
berfungsiuntukmemotong sisa kaki komponen yang telah disolder. Dalam memotong
kaki komponen yang telah tersolder perlu diingat untuk tidak mengungkit kaki
komponen tersebut karena bisa mengakibatkan permukaan jalur PCB terangkat
atau retak. Oleh karena itu untuk memilih tang potong ini perlu dipilih
tang dengan ujung yang runcing sehingga dapat masuk ke celah yang sempit dan
tajam sehingga sekali tekan langsung terpotong kaki komponen tersebut.
Tang Lancip
Tang lancip berfungsi untuk melipat atau membengkokan kaki komponen elektronika sebelum di pasang pada papan PCB. Tang lancip untuk keperluan elektronika ini ada beberapa jenis yang dapat digunakan.Gambar tersebut merupakan beberap contoh tang lancip yang dapat dipilih untuk keperluan elektronika
Atractor / Penyedot
Timah
Atractor atau penyedot timah merupakan
toolkit yang kita butuhkan apabila inginmelepas komponen elektronika yang telah
disolder pada papan PCB. Untuk atractor sebaiknya pilihlah atractor yang telah
dilengkapi dengan ujung silicon sehingga ujung permukaan atractor tidak rucak
apabila terkena panas solder. Apabila kita telah memiliki atractor dengan ujung
plastik biasa maka kita dapat menambahkan ujung silicon secara manual.
Pinset
Pinset merupakan toolkit yang berfungsi
untuk memegang komponen elektronika yang akan disolder. Penggunaan pinset ini
kita perlukan apabila kita akan menyolder pada daerah yang sempit dan tidak
terjangkau tangan atau terlalu panas apabila yang kita solder tersebut kita
pegang dengan tangan, sebagai contoh penggunaan pinset dalam praktik
elektronika adalah pada saat menyolder kabel pada saklar yang telah terpasang
pada box dan tidak terjangkau tangan ataupun tang lancip.
-Tool Kit Elektrnoika
Untuk Mengukur Besaran Blektronika
Toolkit untuk mengukur besaran listrik
untukkeperluan praktik elektronika ada beberapa macam sebagai berikut.
Multimeter
Multimeter atau multi tester merupakan
alat ukur serbaguna dalam praktik elektronika, hal ini karena multi meter dapat
digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik. Untuk mengukur
arus listrik multi meter memilki pilihan Ampere meter, kemudian untuk mengukur
tegangan listrik multimeter memiliki pilihan Volt meter DC dan AC, kemudian
untuk mengukur resistansiatau hambata multimeter memiliki pilihan Ohm meter.
Bahkan pada multimeter yang baru saat ini dapat digunakan untuk mengetahui
faktor penguatan transsitor (Hfe).
Osciloscope
Osciloscope merupakan perangkat
elektronika yang berfungsi untukmengukur dan mengetahui bentuk gelombang atau
sinyal listrik. Penggunaan osciloscope ini cukup jarang karena harga dari
osciloscope yang mahal. Oleh karena itu tidak semua praktisi elektronika
memiliki osciloscope. Penggunaan osciloscope ini pada umumnya digunakan dalam
penelitian sinyal pada percobaan di lab.
Frekuensi Meter /
Frekuensi Counter
Frekuensi meter atau frekuensi counter merupakan
toolkit elektronik yang berfungsi untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal,
Penggunaan frekuensi meter ini pada umumnya digunakan oleh praktisi elektronika
dibidang frekuensi radio
h.
Variabel
Resistor.
Resistor variabel
atau biasa disebut resistor tidak tetap merupakan salah satu jenis komponen
resistor yang nilai hambatannya dapat berubah-ubah (variable). Perubahan
nilai dari resistor variabel biasanya dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang
sifatnya tidak tetap dan bergantung dari kondisi penerapanrangkaian.Simbol resistor variabel pada umumnya digambarkan seperti simbol
resistor dengan tanda panah ditengahnya atau tanda yang menyerupai huruf
"T" namun agak miring sebagai simbol trimpot atau preset.
Karena kebanyakan resistor variabel berkaki tiga maka panah yang berada ditengah
merupakan kaki ketiga yang berada ditengah dengan nilai resistansi yang
berubah-ubah terhadap kaki pinggir. Perubahan nilai resistor ini tergantung
pada posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir.
4. Langkah-langkah
percobaan :
a. Siapkan
seluruh komponen
b. Solder
resistor 1, resistor 2, kondektor1, kondektor 2, batrai, LED serta IC ne 555 dalam satu rangkaian
c. Dari seluruh
rangkaian ini :
Diketahui
: F = 400 kHz
R2=10 Ω
C = 100 nF
Ditanya
: R2 ?
Jawab
:
T
= 1/f
1/400.000 x 1000.000 = 2,5 mF
T =
T1 + T2
2,5mF =
0,693 (2R1 + R2).C
2,5/0,693 = (2R1+ 10) 100 nF
3,61
= (2R1+ 10) 100 nF
3,61.10-6
/10-7= 2R1 + 10
36,1 = 2R1 + 10
36,1 -10 =
2R1
26,1/2 =
R1
13,05 =
R1
Persen resistor 1 : 13,05/10 x 100 %= 1,305
d. Setelah
dirangkai sambungkan dengan alat untuk mengetahui nilai dan grafik nya.
5. Analisa Rangkaian :
Dari
praktek diatas dapat disimpulkan cara kerja umum multivibrator adalah penguat
transistor dua tingkat yang dihubungkan dengan kondensator dimana output dari
tingkat yang terakhir dihubungkan dengan penguat pertama, sehingga kedua
transistor itu akan saling umpan balik.
Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode yang ditentukan
oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian
tersebuthanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya diantara 2 keadaan,
masing-masing memiliki periode yang tetap.apabila pin6 dan pin 2 dihubungkan
maka akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator ,
rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi
memerlukan pemicu.
6. Kesimpulan
:
Di sini timer 555
dihubungkan sebagai Multivibrator Astabil yang menghasilkan bentuk
gelombang keluaran kontinyu. Pin 2 dan 6 dihubungkan bersamaan sehingga akan
memicu kembali dirinya pada setiap siklus waktu, sehingga berfungsi sebagai
Osilator Astabil. Rangkaian astabil multibrator ditentukan oleh rangkaian pasif
yaitu : R= resistor(Ω), L = inductor (H), dan C = capasitor (f).
Kapasitor, C1 mengisi melalui resistor, R1 dan
resistor, R2 namun hanya dilepaskan melalui resistor, R2 karena sisi lain R2
terhubung ke terminal pelepasan , pin 7. Maka periode waktu t1 dan t2 diberikan
sebagai:
• t1 = 0,693 (R2 ) C
• t1 = 0,693 (R1 + R2 )
C
•T=t1 +t2
=0,693(2R1 +R2 )C
Tegangan di kapasitor, C1 berkisar antara 1/3
Vcc sampai sekitar 2/3 Vcc tergantung pada periode waktu RC. Rangkaian jenis ini sangat stabil karena beroperasi dari rel supply tunggal sehingga menghasilkan frekuensi osilasi yang tidak bergantung pada
tegangan supply Vcc.
5. Analisa Rangkaian :
Dari
praktek diatas dapat disimpulkan cara kerja umum multivibrator adalah penguat
transistor dua tingkat yang dihubungkan dengan kondensator dimana output dari
tingkat yang terakhir dihubungkan dengan penguat pertama, sehingga kedua
transistor itu akan saling umpan balik.
Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode yang ditentukan
oleh komponen-komponen penyusun rangkaian multivibrator tersebut. Rangkaian
tersebuthanya mengubah keadaan tingkat tegangan keluarannya diantara 2 keadaan,
masing-masing memiliki periode yang tetap.apabila pin6 dan pin 2 dihubungkan
maka akan memicu dirinya sendiri dan bergerak bebas sebagai multivibrator ,
rangkaian multivibrator tersebut akan bekerja secara bebas dan tidak lagi
memerlukan pemicu.
6. Kesimpulan
:
Di sini timer 555
dihubungkan sebagai Multivibrator Astabil yang menghasilkan bentuk
gelombang keluaran kontinyu. Pin 2 dan 6 dihubungkan bersamaan sehingga akan
memicu kembali dirinya pada setiap siklus waktu, sehingga berfungsi sebagai
Osilator Astabil. Rangkaian astabil multibrator ditentukan oleh rangkaian pasif
yaitu : R= resistor(Ω), L = inductor (H), dan C = capasitor (f).
Kapasitor, C1 mengisi melalui resistor, R1 dan
resistor, R2 namun hanya dilepaskan melalui resistor, R2 karena sisi lain R2
terhubung ke terminal pelepasan , pin 7. Maka periode waktu t1 dan t2 diberikan
sebagai:
• t1 = 0,693 (R2 ) C
• t1 = 0,693 (R1 + R2 )
C
•T=t1 +t2
=0,693(2R1 +R2 )C